Bahan bakar minyak (BBM) alternatif yang dihasilkan dari sampah kini masih dalam proses uji laboratorium oleh Badan Lingkungan Hidup (BLK) Kota Pariaman.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLK) Kota Pariaman Definal di Pariaman, Rabu, mengatakan, pengujian terhadap percobaan yang dilakukan Sidi Muhammad Afdal (30) warga Desa Pakasai, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman itu dilakukan dengan melihat tingkat keamanan, baik bagi pengguna maupun lingkungan sekitar.
"Jika penemuan Afdal itu terbukti berdampak positif baik dari segi ekonomis dan pelestarian lingkungan, Pemerintah Kota Pariaman berencana akan mengembangkannya," katanya.Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLK) Kota Pariaman Definal di Pariaman, Rabu, mengatakan, pengujian terhadap percobaan yang dilakukan Sidi Muhammad Afdal (30) warga Desa Pakasai, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman itu dilakukan dengan melihat tingkat keamanan, baik bagi pengguna maupun lingkungan sekitar.
Beliau menilai penemuan tersebut sangat bagus, khususnya untuk mengurangi produksi sampah di wilayah Kota Pariaman yang mencapai 50 kubik per hari.
Selain itu, lanjut beliau, pemanfaatan limbah anorganik menjadi bahan bakar minyak juga dapat menjadi alternatif energi di saat harga BBM akan dinaikkan harganya.
Sang inovator Afdal mengaku, eksperimen tersebut dimulainya pada 12 Desember 2011. "Awalnya saya berpikir pada kebanyakan benda mengandung gas CH4 dan zat bakar lainnya," katanya.
Untuk lebih memastikan, ia membuat tabung reaksi dengan ukuran tinggi 60 centimeter dan berdiameter 40 centimeter dengan memasukkan bahan baku sampah anorganik sebanyak dua kilogram dan memanaskannya dengan suhu tertentu dan ternyata mampu mengeluarkan gas.
Ia melanjutkan, gas tersebut dimanfaatkannya untuk kompor gas jumbo dengan nyala besar selama lebih kurang tiga jam.
"Sejuah ini saya menggunakan minyak hasil sulingan tersebut untuk keperluan rumah tangga sendiri," katanya.
Ia menambahkan, jika nanti eksperimennya itu lulus uji laboratorium, Pemerintah Kota Pariaman memintanya agar dapat melatih dan berbagi ilmu kepada masyarakat lainnya, sehingga hasil penemuan itu lebih aplikatif dan berdayaguna.